Timeoke, Banda Aceh - Mungkin disini sudah pada mengenal sosok orang yang namanya Aburizal Bakrie! Tahu nggak sih kalau Aburizal Bakrie selain dikenal sebagai politikus dalam negeri, pria yang merupakan pembesar Partai Golkar itu juga merupakan seorang konglomerat Indonesia.
Hal yang selama ini ia geluti pun bukan main-main selain halnya dunia politik, ia juga punya sebuah korporasi raksasa yang ia dirikan sendiri bernama Bakrie Group, dimana Bakrie punya banyak bisnis di berbagai sektor.
Di Indonesia, bisnis-bisnisnya itu menjadi perusahaan besar yang dominan di bidangnya masing-masing. Dari situ, kekayaan Bakrie praktis melimpah datang dari mana-mana tanpa berkerjapun uangnya datang sendiri padanya.
Pada tahun 2018 saja, nama pria yang kerap disapa Ical itu masuk sebagai orang terkaya ke-12 di Indonesia dengan total kekayaan sebanyak Rp 29,5 triliun. Dengan harta sebanyak itu, Bakrie lantas menjadi politisi terkaya negeri ini.
Namun, di balik kondisi itu, tak banyak yang tahu kalau Bakrie dulunya pernah mendapati hidupnya yang serba sulit. Menjadi konglomerat, kekayaannya tak datang semudah balik-balik telapak tangan butuh perjuangan dan nyatanya ada banyak kisah perjuangan Bakrie yang bisa diambil pelajaran dan hikmahnya.
Adapun salah satu pengalaman pahit yang pernah diceritakan Bakrie ialah ketika ia menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1998. Pada masa itu, perusahaan Kaltim Prima Coal (KCP) milik Bakrie sedang dalam masa terpuruk, dan Bakrie pun jatuh miskin, dimana di masa-masa itu, ia memiliki beban ekonomi yang tak tanggung tanggung, yang kabarnya Bakrie punya utang sebanyak US$ 1 miliar, nggak sanggup dibayangkan.
Kondisi itu merupakan masa tersulit yang pernah dihadapi Bakrie sepanjang hidupnya. Dengan utang sebanyak itu, ia menyebut dirinya lebih miskin dari seorang pengemis. Banyak kolega bisnis yang sebelumnya selalu mendukung Bakrie lantas tidak percaya lagi padanya dan melarikan diri, namun, di tengah kondisi itu, Bakrie tetap menjaga semangat berjuangnya untuk mencari cara supaya bisa bangkit, Ia mencoba tegar dalam menghadapi semuanya.
Hanya dengan berbekal ketegaran hati, Bakrie pun memutar otaknya, saat itu ia banyak mencari pinjaman sana-sini untuk bisa melanjutkan bisnisnya dan melepaskan saham keluarganya di banyak perusahaan yang dulunya 55% hingga tinggal 2,5%. Tak kurang dari 220 bank di seluruh dunia telah Bakrie datangi untuk membantu mengatasi permasalahannya meski kadang ditolak, tapi pada akhirnya, lambat laun, semua perjuangan yang dilakukannya itu pun terbayar.
Pada tahun 2001, Bakrie telah berhasil melunasi utangnya dan disitu banyak perusahaan miliknya mulai berangsur angsur membaik kembali. Tak hanya sampai disitu, ia bahkan dengan sigap melebarkan sayap bisnisnya ke banyak sektor lewat Bakrie Group yang bergerak di berbagai bidang seperti diantaranya pertambangan, migas, properti, infrastruktur, media, hingga telekomunikasi.
Karena kegigihan dan juga tangan dinginnya dalam menghadapi masalah, Bakrie berhasil mengantarkan bisnisnya meraksasa dari waktu ke waktu. Tak kurang dari 77 tahun Bakrie Group telah bertahan hingga saat ini. Sekarang, Bakrie pun tak lagi seorang melarat dengan utang menumpuk, kini dirinya memang betul konglomerat sukses dengan bisnis yang menguasai banyak sektor.
Kunci utama dalam meraih sukses butuh kerja keras dan juga kerja cerdas jangan pantang menyerah, jangan cuma membangun usaha yang baik tapi bangun juga jaringan pertemanan dengan orang baik-baik.